MEMBANGUN KEHIDUPAN DI KAMPUNG 99 PEPOHONAN
Ryan Permata
Putri
Siang hari
yang begitu cerah, seperti biasa matahari terbit dari sebelah timur dan
memancarkan cahayanya dalam suhu normal tropis Indonesia yaitu 34 derajat
celcius. Yang begitu spesial, karena saya dan keluarga TEXAS akan mengunjungi
tourist attraction yang berkaitan dengan ecotourism yaitu “Kampung 99
pepohonan”. Texas tidak sendiri tetapi didampingi oleh Dosen tercinta sekaligus
selaku ketua jurusan UPW dan Pembimbing Akademi UPW.
Sebelumnya,
sedikit mengenai gambaran tentang Keluarga Texas, kami merupakan sekelompok
pelajar bersandang mahasiswa yang menggantungi pendidikan kami di Sekolah
Tinggi STP Sahid Pondok Cabe, Tangerang Selatan. Kami berstatus sebagai
mahasiswa Penerima Beasiswa Unggulan (PBU) Batch 7 angkatan 2011, kami menempuh
dalam D4 Usaha Perjalanan Wisata.
Perjalanan
kami lakukan tepatnya pada tanggal 27 Februari 2012, bertepatan satu minggu
yang lalu ketika sayang sekarang mengulas kembali dalam bentuk tulisan dan
mempublikasikannya ke blog. Kami berangkat dari kampus kami yang letaknya di
Pondok Cabe, Pamulang ke Kampung 99 Depok. Tidak begitu jauh, lama perjalanan
dari Pondok Cabe ke Kampung 99 Depok sekitar 1 jam lewat 15 menit kami sampai
dalam keadaan macet.
Kami
mengunjungi Kampung 99 pepohonan dengan pertemuan dua kali, pertemuan pertama
kami lakukan pada tanggal 27 Februari sedangkan pertemuan kedua kami lakukan
pada tanggal 3 Maret. Pertemuan pertama kami menghabiskan waktu dengan kegiatan
trekking, menjelajahi semua kawasan kampung 99 dan menanam pohon. Sementara
pertemuan kedua berlanjut dengan wawancara dengan pemilik dari kampung 99.
Pada
pertemuan kedua, Keluarga Texas didampingi oleh asisten dosen Ibu Derinta yaitu
Ibu Cecil. Kami hadir dalam jumlah 18 orang bersama Ibu Cecil dan Bapak Supir
STP Sahid. Di depan teras rumah Abi sapaannya, bernama asli Eddy Jamaludin
Suaidy kami berkumpul dalam satu
konferensi meja bundar. Dalam konferensi meja bundar, kami melontarkan
pertanyaan untuk Abi terkait dengan kampung 99 pepohonan ini. Pertanyaan itu
dicatat oleh Abi, dan saya mempunyai catatan asli itu klik disini, pertanyaan
tersebut ditulis dalam penulisan tangan Abi asli dengan gaya huruf tegak
bersambung. Sekiranya pertanyaan singkat yang mengenai kampung 99 saya akan
ulas seperti ini :
1. Sejarah
2. Arti dari kampung 99
3. Konsep
4. Peternakan
5. Hambatan
6. Siapa yang boleh bergabung
7. Berapa banyak jenis pohon
8. Perikanan
9. Sistem Marketing
10. Pengelolaan sampah
11. Motivasi
12. Pribumi ataukah pendatang
13. Sejak kapan
14. Terbentuk dari gagasan siapa?
15. Bagaimana terjadi?
16. Aktifitas di kampung 99
17. Manfaat untuk masyarakat
18. Saudarakah atau orang lain
Sebuah mimpi
kecil yang terwujud atas kerja keras selama ini menghasilkan suatu kehidupan di
Kampung 99 Pepohonan. Berawal dari hunian keluarga, area ini kini menjadi
tempat wisata yang harmoni dengan alam sekitar. Segala aktivitas dilakukan
bersama-sama, mulai dari menanam pohon dan sayur-sayuran, berternak macam-macam
hewan sampai mengolahnya sendiri untuk dikonsumsi dan dijual kepasar.
Sejak tahun
1994, Kampung 99 Pepohonan merupakan rumah hunian keluarga Eddy Djamaluddin
Suaidy. Letaknya di Jalan KH. Muhasan II, Meruyung, Depok, Jawa Barat. Kampung
ini memiliki konsep yang unik yaitu “Kembali ke Alam”. Dihuni 16 kepala
keluarga dan rumahnya terbuat dari kayu. Filosofi pohon, pasti ada akar dan
batang. Maksud akar adalah niat, niat dari pemilik kampung yang biasa disapa
Abi ini adalah ingin hidup sehat. Sedangkan batang adalah tempatnya. Jadi jika
ingin hidup sehat, harus membuat lingkungan yang sehat. Karena dengan
lingkungan yang sehat, maka akan tumbuh hidup sehat.
Dari beribu
pertanyaan yang dilontarkan untuk Abi, Abi menjawab dengan santai “Bangunlah
Kehidupan”.
Seharusnya
jika kita lihat dari pertanyaan tadi hal terpenting tetapi malah dilupakan
adalah “Yang tidak pernah orang untuk berusaha dari diri sendiri untuk
membangkitkan semangat itu padahal dia ada dari lingkungan tersebut”. Yaitu
ketika kamu membangun kehidupan muncul segala aspek kehidupan dari segi budaya,
ekonomi, sosial, keamanan semuanya muncul dan saling berkaitan. Jadi judul yang
tepat adalah bangunlah kehidupan atau binalah sebuah kehidupan “How to build
life”.
Jangan
membangun bisnis, walaupun bisnis dipersempit artinya adalah kehidupan,
sibukkan lah dirimu dalam kehidupan tetapi makna di Indonesia berbeda yaitu
berkaitan dengan berdagang. Bahwasanya arti sesungguhnya yaitu sibuklah kamu
dan bangunlah kehidupan.
Sebagai
contohnya kita berdelapan belas ini membangun kehidupan, membangun tanah
kosong dan memanfaatkannya. Seperti misalnya setiap anggota keluarga di kampung
ini mendapat tugas masing-masing. Ada yang bertugas menjamu tamu, menjaga
restoran, membersikan rumah-rumah, menjaga dan memberi makan ternak, memasak
untuk makan sehari-hari, mencuci baju semua penghuni, dan masih banyak lagi
yang lainnya.
Nama Kampung
99 Pepohonan berawal dari 100 pohon jati putih (Gmelina arboera) yang akan ditanam anak-anak TK
Madania, Parung, Bogor. TK Madania merupakan Namun karena satu anak tidak hadir
saat itu, maka jumlahnya berkurang 1 pohon, menjadi 99 pohon. Angka 99 juga
diambil dari sifat-sifat Allah (Asma’ul
Husna). Setelah
dirembug oleh seluruh keluarga akhirnya tercetus nama Kampung 99 Pepohonan.
Ada sebuah
referensi dari bupati Lembata kabupaten di NTT yang pernah datang ke
kampung 99. Tanpa di agendakan dan menuruti perintah atasannya untuk
mengunjungi ke kampung 99, katanya tidak ada tetapi setelah dicari ada begitu
sampai ke kampung 99 dia menitipkan pesan, “Ditempat ini kami belajar memulai
suatu kehidupan”.
Seperti
spanyol yang tidak punya bahan tambang untuk devisa negaranya tapi bisa berjaya
dan bertahan untu sekarang, dia bertahan karena punya tourism yang mahal yaitu
pengingggalan kerajaan islam tepatnya di santa lucia dan alhambra sana.
Didunia ini ada lima negara yang diambil devisa negaranya
berdasarkan dari tourism, salah satunya spanyol. Dimana kehidupan yang usang
saja masih bisa dpertontonka. Borobudur contohnya ada masyarakat budha disana?
Tidak ada? Kenapa ? Karena ada bekas kehidupan dan apalagi kehidupan yang
sekarang masih dipertontonkan?
Bangsa
Indonesia sebetulnya kuat, tanah nya kuat , kekayaan hasil tanah buminya
kuat,mau fosil atau non fosil seharusnya kita jangan menjual tanah sepetak ini,
tanah Bali dijual kepada orang luar dan menggantikan pemilik bukan orang
Indonesia lagi. Dengan demikian, Inti dari persoalan tersebut adalah kita
bangunlah kehidupan maka akan munculah kehidupan.
Dari
membangun kehidupan akan muncul aspek ekonomi, yaitu aspek ekonominya kita
memikirkan keinginan yang pasti cocok antara yang lain. Bagaimana cara
penyebaran septin tank, tempat laundry, tempat memasak dan lainnya bersama
menjalani kehidupan dalam penyebaran lokasi rumah yang cukup berjarak jauh. Dan
akan muncul keinginan yang natural yg menguntungkan manusia itu sendiri,
sejarah dari kampung 99 ini muncul karena ingin membangun kehidupan tidak ada
niat berbisnis.
Muncul
kegiatan ekonomi karena yang dibangun adalah kehidupan bukan ekonominya. Alasan
lain munculnya perikanan karena kebutuhan dan muncullah keinginan untuk membuka
perikanan ikan lele, emas dan lainnya. Munculnya susu juga karena kebtuhan beli
lah sapi atau kambinga perah...muncul juga kegiatan jual beli atau kehidupan
ekonomi..konsep yang ditawarkan adalah konsep kehidupan.
Pertanyaan
syarat tinggal adalah iklas : tunduk, patuh kepada kesepakatan yang sudah
disepakati oleh penghuni. Siapa saja, kita bangsa Indonesia, kenapa kita masih
ada perbedaan dlm pemikiran? Karena kita semua besudara, kita makhluk sang
pencipta dan kita semua sama.
Pertanyaan
pribumi atau pendatang, Abi menekankan bahwa inilah yang menjadi pangkal tolak
daripada perpecahan Indonesia, kalo dari setiap daerah masih ada mencekal
seperti ini, inilah bom waktu. Apa yang etrjadi di maluku sana itu karena
antara orang buton dan ambon masih mencekal bahwa orang buton sayalah pendatang
ataukah orang ambon bilang saya pribumi, jadi masih terdapat kesenjangan dalam
suatu daerah dengan perbedaan pendatang atau pribumi. “Bahwasanya tidak akan
berhasil dlm meningkatkan tourism di Indonesia kalau tidak bisa mengahapus
stigma seperti itu”. Indonesia terkenal karena hospitality, traditional activity
yang katanya penuh dengan sopan santun dan itulah tentu rese dari tourism itu
sendiri. So, kita harusnya mempertahankan kebudayaan Indonesia yang seperti itu.
Hambatannya
dalam perwujudan di kampung 99 adalah orang yang belum mengerti, Abi tanam pohon
pagi dicabut sore, udah tumbuh dipotong lagi ditebang. Abi gak menyerah tbahkan
bertahan. Kamu menebang kami menanam adu cepat, dan pada akhirnya kita menanam
lebih cepat karena kita menanam setiap hari dibandingkan yang menebang tidak
setiap hari.Alam ini kalo manusia tidak serakah untuk mengambil kayu alam ini
menjaga diri kita sendiri asal untuk kebutuhan yg wajar.
Berbagai
fasilitas bisa dimanfaatkan oleh pengunjung, seperti memerah susu kambing/sapi,
membuat yoghurt, restoran dengan berbagai macam makanan tanpa pengawet,
memandikan kerbau, menanam pohon, menanam padi, memancing ikan, serta
menyaksikan acara musik di setiap akhir pekan yaitu pada Sabtu dan Minggu.
Makanan yang sangat diminati pengunjung di restoran Kampung 99 Pepohonan ini
adalah bakso rusa dan yoghurt strawbery. Dengan Rp. 18.000,- kita bisa langsung
menikmati semangkuk mie ayam dengan 2 buah bakso rusa tanpa pengawet.
Untuk para
pengunjung yang ingin datang ke tempat ini, jika hanya melihat-lihat dan
bersantai, tidak dikenakan biaya. Namun untuk para pengunjung yang ingin
bertanya-tanya seputar kampung dan didokumentasikan maka dikenakan biaya
Rp.25.000,-/orang. Dengan uang tersebut kita mendapatkan satu bibit pohon jati
putih yang langsung kita tanam sendiri serta diberi nama. Jadi secara tidak
langsung kita telah membantu gerakango
green untuk bumi kita ini.
1 komentar:
Nilai: 85
Bagus, hanya saja kamu bedakan antara hasil wawancara dengan report hasil kunjungan.
Gunakan bahasa yg lugas dan jelas...fokus ttg objeknya itu lebih bagus.
Posting Komentar