Ads 468x60px

Minggu, 04 Maret 2012

MEMBANGUN KEHIDUPAN DI KAMPUNG 99 PEPOHONAN


MEMBANGUN KEHIDUPAN DI KAMPUNG 99 PEPOHONAN

Ryan Permata Putri

Siang hari yang begitu cerah, seperti biasa matahari terbit dari sebelah timur dan memancarkan cahayanya dalam suhu normal tropis Indonesia yaitu 34 derajat celcius. Yang begitu spesial, karena saya dan keluarga TEXAS akan mengunjungi tourist attraction yang berkaitan dengan ecotourism yaitu “Kampung 99 pepohonan”. Texas tidak sendiri tetapi didampingi oleh Dosen tercinta sekaligus selaku ketua jurusan UPW dan Pembimbing Akademi UPW
Sebelumnya, sedikit mengenai gambaran tentang Keluarga Texas, kami merupakan sekelompok pelajar bersandang mahasiswa yang menggantungi pendidikan kami di Sekolah Tinggi STP Sahid Pondok Cabe, Tangerang Selatan. Kami berstatus sebagai mahasiswa Penerima Beasiswa Unggulan (PBU) Batch 7 angkatan 2011, kami menempuh dalam D4 Usaha Perjalanan Wisata.
Perjalanan kami lakukan tepatnya pada tanggal 27 Februari 2012, bertepatan satu minggu yang lalu ketika sayang sekarang mengulas kembali dalam bentuk tulisan dan mempublikasikannya ke blog. Kami berangkat dari kampus kami yang letaknya di Pondok Cabe, Pamulang ke Kampung 99 Depok. Tidak begitu jauh, lama perjalanan dari Pondok Cabe ke Kampung 99 Depok sekitar 1 jam lewat 15 menit kami sampai dalam keadaan macet.
Kami mengunjungi Kampung 99 pepohonan dengan pertemuan dua kali, pertemuan pertama kami lakukan pada tanggal 27 Februari sedangkan pertemuan kedua kami lakukan pada tanggal 3 Maret. Pertemuan pertama kami menghabiskan waktu dengan kegiatan trekking, menjelajahi semua kawasan kampung 99 dan menanam pohon. Sementara pertemuan kedua berlanjut dengan wawancara dengan pemilik dari kampung 99.

Pada pertemuan kedua, Keluarga Texas didampingi oleh asisten dosen Ibu Derinta yaitu Ibu Cecil. Kami hadir dalam jumlah 18 orang bersama Ibu Cecil dan Bapak Supir STP Sahid. Di depan teras rumah Abi sapaannya, bernama asli Eddy Jamaludin Suaidy kami berkumpul dalam satu konferensi meja bundar. Dalam konferensi meja bundar, kami melontarkan pertanyaan untuk Abi terkait dengan kampung 99 pepohonan ini. Pertanyaan itu dicatat oleh Abi, dan saya mempunyai catatan asli itu klik disini, pertanyaan tersebut ditulis dalam penulisan tangan Abi asli dengan gaya huruf tegak bersambung. Sekiranya pertanyaan singkat yang mengenai kampung 99 saya akan ulas seperti ini :
1.       Sejarah
2.       Arti dari kampung 99
3.       Konsep
4.       Peternakan
5.       Hambatan
6.       Siapa yang boleh bergabung
7.       Berapa banyak jenis pohon
8.       Perikanan
9.       Sistem Marketing
10.   Pengelolaan sampah
11.   Motivasi
12.   Pribumi ataukah pendatang
13.   Sejak kapan
14.   Terbentuk dari gagasan siapa?
15.   Bagaimana terjadi?
16.   Aktifitas di kampung 99
17.   Manfaat untuk masyarakat
18.   Saudarakah atau orang lain
Sebuah mimpi kecil yang terwujud atas kerja keras selama ini menghasilkan suatu kehidupan di Kampung 99 Pepohonan. Berawal dari hunian keluarga, area ini kini menjadi tempat wisata yang harmoni dengan alam sekitar. Segala aktivitas dilakukan bersama-sama, mulai dari menanam pohon dan sayur-sayuran, berternak macam-macam hewan sampai mengolahnya sendiri untuk dikonsumsi dan dijual kepasar.
Sejak tahun 1994, Kampung 99 Pepohonan merupakan rumah hunian keluarga Eddy Djamaluddin Suaidy. Letaknya di Jalan KH. Muhasan II, Meruyung, Depok, Jawa Barat. Kampung ini memiliki konsep yang unik yaitu “Kembali ke Alam”. Dihuni 16 kepala keluarga dan rumahnya terbuat dari kayu. Filosofi pohon, pasti ada akar dan batang. Maksud akar adalah niat, niat dari pemilik kampung yang biasa disapa Abi ini adalah ingin hidup sehat. Sedangkan batang adalah tempatnya. Jadi jika ingin hidup sehat, harus membuat lingkungan yang sehat. Karena dengan lingkungan yang sehat, maka akan tumbuh hidup sehat.
Dari beribu pertanyaan yang dilontarkan untuk Abi, Abi menjawab dengan santai “Bangunlah Kehidupan”.
Seharusnya jika kita lihat dari pertanyaan tadi hal terpenting tetapi malah dilupakan adalah “Yang tidak pernah orang untuk berusaha dari diri sendiri untuk membangkitkan semangat itu padahal dia ada dari lingkungan tersebut”. Yaitu ketika kamu membangun kehidupan muncul segala aspek kehidupan dari segi budaya, ekonomi, sosial, keamanan semuanya muncul dan saling berkaitan. Jadi judul yang tepat adalah bangunlah kehidupan atau binalah sebuah kehidupan “How to build life”.
Jangan membangun bisnis, walaupun bisnis dipersempit artinya adalah kehidupan, sibukkan lah dirimu dalam kehidupan tetapi makna di Indonesia berbeda yaitu berkaitan dengan berdagang. Bahwasanya arti sesungguhnya yaitu sibuklah kamu dan bangunlah kehidupan.
Sebagai contohnya kita berdelapan belas  ini membangun kehidupan, membangun tanah kosong dan memanfaatkannya. Seperti misalnya setiap anggota keluarga di kampung ini mendapat tugas masing-masing. Ada yang bertugas menjamu tamu, menjaga restoran, membersikan rumah-rumah, menjaga dan memberi makan ternak, memasak untuk makan sehari-hari, mencuci baju semua penghuni, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Nama Kampung 99 Pepohonan berawal dari 100 pohon jati putih (Gmelina arboera) yang akan ditanam anak-anak TK Madania, Parung, Bogor. TK Madania merupakan Namun karena satu anak tidak hadir saat itu, maka jumlahnya berkurang 1 pohon, menjadi 99 pohon. Angka 99 juga diambil dari sifat-sifat Allah (Asma’ul Husna). Setelah dirembug oleh seluruh keluarga akhirnya tercetus nama Kampung 99 Pepohonan.

Ada sebuah referensi dari bupati Lembata  kabupaten di NTT yang pernah datang ke kampung 99. Tanpa di agendakan dan menuruti perintah atasannya untuk mengunjungi ke kampung 99, katanya tidak ada tetapi setelah dicari ada begitu sampai ke kampung 99 dia menitipkan pesan, “Ditempat ini kami belajar memulai suatu kehidupan”.
Seperti spanyol yang tidak punya bahan tambang untuk devisa negaranya tapi bisa berjaya dan bertahan untu sekarang, dia bertahan karena punya tourism yang mahal yaitu pengingggalan kerajaan islam tepatnya di santa lucia dan alhambra sana.  Didunia ini ada lima negara yang diambil  devisa negaranya berdasarkan dari tourism, salah satunya spanyol. Dimana kehidupan yang usang saja masih bisa dpertontonka. Borobudur contohnya ada masyarakat budha disana? Tidak ada? Kenapa ? Karena ada bekas kehidupan dan apalagi kehidupan yang sekarang masih dipertontonkan?
Bangsa Indonesia sebetulnya kuat, tanah nya kuat , kekayaan hasil tanah buminya kuat,mau fosil atau non fosil seharusnya kita jangan menjual tanah sepetak ini, tanah Bali dijual kepada orang luar dan menggantikan pemilik bukan orang Indonesia lagi. Dengan demikian, Inti dari persoalan tersebut adalah kita bangunlah kehidupan maka akan munculah kehidupan..
Dari membangun kehidupan akan muncul aspek ekonomi, yaitu aspek ekonominya kita memikirkan keinginan yang pasti cocok antara yang lain. Bagaimana cara penyebaran septin tank, tempat laundry, tempat memasak dan lainnya bersama menjalani kehidupan dalam penyebaran lokasi rumah yang cukup berjarak jauh. Dan akan muncul keinginan yang natural yg menguntungkan manusia itu sendiri, sejarah dari kampung 99 ini muncul karena ingin membangun kehidupan tidak ada niat berbisnis.
Muncul kegiatan ekonomi karena yang dibangun adalah kehidupan bukan ekonominya. Alasan lain munculnya perikanan karena kebutuhan dan muncullah keinginan untuk membuka perikanan ikan lele, emas dan lainnya. Munculnya susu juga karena kebtuhan beli lah sapi atau kambinga perah...muncul juga kegiatan jual beli atau kehidupan ekonomi..konsep yang ditawarkan adalah konsep kehidupan..
Pertanyaan syarat tinggal adalah iklas : tunduk, patuh kepada kesepakatan yang sudah disepakati oleh penghuni. Siapa saja, kita bangsa Indonesia, kenapa kita masih ada perbedaan dlm pemikiran? Karena kita semua besudara, kita makhluk sang pencipta dan kita semua sama.
Pertanyaan pribumi atau pendatang, Abi menekankan bahwa inilah yang menjadi pangkal tolak daripada perpecahan Indonesia, kalo dari setiap daerah masih ada mencekal seperti ini, inilah bom waktu. Apa yang etrjadi di maluku sana itu karena  antara orang buton dan ambon masih mencekal bahwa orang buton sayalah pendatang ataukah orang ambon bilang saya pribumi, jadi masih terdapat kesenjangan dalam suatu daerah dengan perbedaan pendatang atau pribumi. “Bahwasanya tidak akan berhasil dlm meningkatkan tourism di Indonesia kalau tidak bisa mengahapus stigma seperti itu”. Indonesia terkenal karena hospitality, traditional activity yang katanya penuh dengan sopan santun dan itulah tentu rese dari tourism itu sendiri. So, kita harusnya mempertahankan kebudayaan Indonesia yang seperti itu.

Hambatannya dalam perwujudan di kampung 99 adalah orang yang belum mengerti, bAbi tanam pohon pagi dicabut sore, udah tumbuh dipotong lagi ditebang. Abi gak menyerah tbahkan bertahan. Kamu menebang kami menanam adu cepat, dan pada akhirnya kita menanam lebih cepat karena kita menanam setiap hari dibandingkan yang menebang tidak setiap hari.Alam ini kalo manusia tidak serakah untuk mengambil kayu alam ini menjaga diri kita sendiri asal untuk kebutuhan yg wajar...135 orang.

Berbagai fasilitas bisa dimanfaatkan oleh pengunjung, seperti memerah susu kambing/sapi, membuat yoghurt, restoran dengan berbagai macam makanan tanpa pengawet, memandikan kerbau, menanam pohon, menanam padi, memancing ikan, serta menyaksikan acara musik di setiap akhir pekan yaitu pada Sabtu dan Minggu. Makanan yang sangat diminati pengunjung di restoran Kampung 99 Pepohonan ini adalah bakso rusa dan yoghurt strawbery. Dengan Rp. 18.000,- kita bisa langsung menikmati semangkuk mie ayam dengan 2 buah bakso rusa tanpa pengawet.
Untuk para pengunjung yang ingin datang ke tempat ini, jika hanya melihat-lihat dan bersantai, tidak dikenakan biaya. Namun untuk para pengunjung yang ingin bertanya-tanya seputar kampung dan didokumentasikan maka dikenakan biaya Rp.25.000,-/orang. Dengan uang tersebut kita mendapatkan satu bibit pohon jati putih yang langsung kita tanam sendiri serta diberi nama. Jadi secara tidak langsung kita telah membantu gerakango green untuk bumi kita ini.

Recent Posts